Kamis, 01 Desember 2011

Bandara Sukarno - Hatta

Pagi-pagi sekali setelah solat subuh dan sarapan pagi, kami sudah bersiap untuk memasuki bus menuju bandara. Saya mengabsen anggota regu saya, memastikan semuanya sudah berada di dalam bus.


Setelah semuanya lengkap iring-iringan bus segera berangkat menuju bandara. Disepanjang perjalanan pak Munir memimpin pembacaan Talbiah. Ini sebenarnya belum perlu sih, tapi ini bermaksud untuk membiasakan jamaah dalam membacakan talbiah nanti ketika ketika akan umrah atau haji.

Setibanya di bandara kami langsung menuju antrian untuk pemeriksaan X-Ray. Sebelum pemeriksaan para petugas dari garuda sudah memberi peringatan kepada setiap calon jamaah haji untuk meninggalkan barang-barang yang di anggap dapat mengancam keselamatan dalam penerbangan. Barang-barang seperti gunting, silet, paku, jarum, alat cukur kumis, gunting kuku bahkan air mineral harus dikeluarkan. Dan pemiliknya harus merelakan kalau barang-barang tersebut di amankan oleh petugas.



Benda cair yang banyaknya di atas 100 ml pun tidak diperkenankan untuk di bawa kedalam pesawat. Saya sendiri segera menghabiskan sisa air mineral yang saya bawa dari Pondok Gede. Petugas bandara pun memberi arahan agar para calon haji untuk menyatukan tas gantung dengan tas tenteng untuk mempermudah dalam pemeriksaan nanti. Setelah melewati pintu X-Ray satu-persatu para calhaj di periksa bagian tubuhnya dari ketiak hingga ke kaki. Setelah di geledah kemudian kami mengambil tas yang sudah di X-Ray pula. Giliran saya, petugas meminta saya membuka tas tenteng saya.

“Pak coba buka tasnya, itu didalamnya ada kaleng apa?”

Sempat kaget, perasaan saya tidak membawa barang-barang berbahaya di dalam tas tenteng. Tak banyak bicara saya langsung membuka tas tenteng saya, di dalam kresek hitam rupanya ada dua buah kaleng putih. Wuaduuh.. saya baru ingat..! waktu dari rumah saya memang memasukan dua kaleng Susu Cap Beruang kedalam tas tenteng saya. Wah alamat melayang deh Susu Beruang saya. Tapi petugas yang baik itu malam menyuruh saya memasukan lagi dua kaleng susu itu ke tas. Alhamdulillah..

Ya saya juga tau, dua kaleng Susu Beruang gak akan mengganggu keamanan penerbangan kok. Dan gak mungkin juga saya nodong orang pake susu kaleng.

“Serahkan harta benda kalian.. atauuu..!!” Sembari menodongkan sekaleng susu.

Menginap di Asrama Haji Pondok Gede

Sebagai calon haji saya berada dibawah naungan KBIH Gobel dan tergabung di kloter 3 DKI, kemudian masuk dalam pemberangkatan gelombang I. Sebelum berangkat ke Madinah, terlebih dahulu kami harus menuju Asrama Haji Pondok Gede.


Tiba di sana kami langsung menuju aula untuk kepentingan administrasi keberangkatan seperti cek paspor, buku kesehatan, Surat Panggilan Haji dan penimbangan koper besar oleh pihak garuda.


Saat itu, setelah ditimbang, koper saya ternyata lumayan berat. 21 Kg saja hihihi... Juga setiap calon jamaah haji mendapat pembagian perbekalan seperti:

1. masker
2. balsem
3. vitamin
4. Larutan oralit
5. gelang identitas
6. uang (living cost) 1.500 real


Kebetulan karna saya di pilih menjadi Karu ( Kepala regu ) saya pun mendapat tambahan uang sebesar 200 real. Selesai dari aula kami langsung naik bis menuju asrama yang sudah di sediakan oleh pihak Depag.



Setibanya di asrama kami langsung beristirahat dan selama di sana kami mendapat jatah makan sebanyak tiga kali yaitu siang, malam dan pagi sebelum berangkat ke bandara Sukarno Hatta.


Setelah makan malam saya mengikuti pertemuan Karom (Kepala Rombongan) dan Karu untuk membahas persiapan pemberangkatan dari Pondok Gede hingga setibanya di Madinah nanti.